Login

Lost your password?
Don't have an account? Sign Up

Pengembangan Kepribadian Anak Melalui Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidaiyah

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan bangsa untuk mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa depan. Pendidikan adalah sesuatu yang telah ada sejak sejarah manusia dimulai. Pendidikan merupakan sebuah proses penyempurnaan diri yang dilakukan manusia secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki kekurangan dan keterbatasan, maka untuk mengembangkan diri serta melengkapi kekurangan dan keterbatasanya, manusia berproses dengan pendidikan.

Proses pendidikan selama ini ternyata belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang pandai menjawab soal dan berotak cerdas, tapi perilakunya tidak terpuji. Inilah mengapa pendidikan karakter sangat penting dan dibutuhkan sesegera mungkin. Tujuan pendidikan karakter lebih mengutamakan pertumbuhan moral individu yang ada dalam lembaga pendidikan. Penanaman nilai dalam diri siswa dan tata kehidupan bersama yang menghormati kebebasan individu merupakan cerminan pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan.

Secara umum semua proses penanaman nilai-nilai moral dalam diri anak akan bermanfaat bagi dirinya secara individu maupun secara sosial, hal ini tergantung dari bagaimana cara mengupaya pengembangankan pendidikan karakter kepada anak, jika dilakukan dengan baik dan tidak hanya mengutamakan akademik siswa maka sekolah akan menghasilkan lulusan yang berkarakter, baik budi pekertinya maupun akademisnya dan menjadi manusia dapat diterima di lingkungan dan masyarakatnya. Hal ini tidak akan terjadi jika upaya pengembangan pendidikan karakter tidak dilakukan dengan baik, maka pendidikan karakter hanya akan sekedar menjadi wacana.

Pendidikan karakter penting untuk diterapkan dalam diri para pelajar sedini mungkin dan secara berkelanjutan. Pendidikan karakter harus diterapkan pada semua jenjang pendidikan, namun porsi yang lebih besar harus diberikan pada jenjang MI dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya. Hal itu karena siswa MI masih belum terkontaminasi oleh sifat-sifat yang kurang baik sehingga sangat memungkinkan untuk ditanamkan budi pekerti atau karakter luhur bangsa kita yang pada akhirnya melekat dijiwa anak-anak hingga nanti mereka dewasa.

Pendidikan sekolah dasar strategis untuk pendidikan karakter, namun pada kenyataanya adalah sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan Kognitif dan kurang memperhatikan perkembangan afektif, empati, dan rasa peserta didik. Pendidikan karakter bukan hanya sebagai pendidikan benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik. Upaya pengembangan pendidikan karakter tersebut perlu didukung oleh peran serta semua warga sekolah. Berdasarkan situasi dan kondisi nyata yang telah ada. maka dalam artikel ini akan membahas tentang Pengembangan Kepribadian Anak Melalui Pendidikan Karakter di MI.

Metode

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang mana merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Berdasarkan objek kajian, penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat litere atau kepustakaan (library research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, informasi dan berbagai macam data- data lainnya yang terdapat dalam kepustakaan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jurnal, buku, artikel dan karya ilmiah lainnya yang relevan terhadap objek kajian pada penelitian ini.

Pembahasan

1. Kepribadian Anak

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”. Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Kepribadian adalah sikap atau tingkah laku yang dimiliki oleh anak dan mencerminkan sifat anak tersebut. Karena sikap atau tingkah laku anak juga berbedabeda watak dari anak pasti juga berbeda-beda. Kepribadian merupakan dasar untuk mengetahui watak yang dimilki oleh anak, bagaimana cara mengetahuinya ? pertama, kita pahami dulu tingkah laku yang dilakukan anak pada setiap harinya, kemudian kita mengamati tingkah laku yang dilakukan pada anak. dari situlah kita bisa menyimpulkan bagimana watak dari anak tersebut. Setiap anak adalah pribadi yang berbeda dan mempunyai karakter serta kepribadiannya masing – masing.

Ada beberapa faktor yang menunjang kepribadian anak, antara lain:

  1. a) Genetik/Bawaan

Beberapa aspek dari kepribadian adalah hasil bawaan atau keturunan. Bisa bawaan dari orangtua ataupun keluarga dari anak. misalnya sifat sang anak memiliki kesamaan dengan ayah atau ibunya. b) Pendidikan

Pendidikan sangat penting diterima oleh anak. karena pendidikan yang diterima oleh anak sangat mempengaruhi kepribadian sang anak juga pendidikan dalam keluarga dan juga pendidikan di sekolah. c) Lingkungan

Pergaulan anak dalam lingkungan juga mempengaruhi kepribadian anak. ada temannya yang nakal misalnya pasti nanti anak juga menirukannya jadi kepribadian anak juga disebabkan karena faktor lingkungan. Selain faktor lingkungan yang ada di rumah, lingkungan sekolah juga berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak. d) Pengasuhan orang tua

Pengasuhan orangtua sangat penting bagi anak, karena mendidik dan mengasuh anak orangtua bisa memahami karakter dan kepribadian yang dimiliki oleh anak. disini anak perlu bimbingan dari orang tua.

Terbentuknya kepribadian pada diri seseorang, itu berlangsung melalui perkembangan yang terus menerus. Seluruh perkembangan itu, tampak bahwa tiap perkembangan maju muncul dalam cara-cara yang kompleks dan tiap perkembangan didahului oleh perkembangan sebelumnya. Dengan demikian disini peran orang tua yang sangat penting dalam memahami keribadian ana karena oraangtua yang mendidik dan mengasuh pada waktu di rumah sehari-harinya. Lalu peran guru juga sangat penting dalam perkembangan kepribadian anak pada waktu di sekolah. Karena guru yang mengamati dan memberikan pengajaran kepada anak.

Lingkungan di sekolah tentunya tidak lepas dari peran seorang guru, karena sebagai guru yang baik itu harus memahami kepribadian anak didiknya. Karena kepribadian atau karakter yang dimilki peserta didik tidak semuanya sama. Pasti memiliki karakter yang berbeda-beda. jadi, setiap guru memberikan pembelajaran guru juga mengmati keseharian anak bagimana karakter anak tersebut. Di sisi lain guru pasti mempunyai strategi untuk diterapkan kepada peserta didik.

 

  1. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.

Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus. Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan yaitu ditingkat dasar atau MI. Pendidikan karakter penting untuk diterapkan dalam diri para pelajar sedini mungkin dan secara berkelanjutan. Pendidikan karakter harus diterapkan pada semua jenjang pendidikan, namun porsi yang lebih besar harus diberikan pada jenjang MI dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya. Hal itu karena siswa MI masih belum terkontaminasi oleh sifat-sifat yang kurang baik sehingga sangat memungkinkan untuk ditanamkan budi pekerti atau karakter luhur bangsa kita yang pada akhirnya melekat dijiwa anak-anak hingga nanti mereka dewasa.

Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai dengan memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan bagi murid dengan diiringi pemberian pembelajaran seperti keagamaan dan kewarganegaraan sehingga dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal.[2]

Sebelum menentukan strategi yang digunakan untuk memberikan pendidikan karakter, kita harus mengetahui dahulu faktor apa saja yang mempengaruhi karakter seseorang. Faktor-faktor tersebut, menurut Zubaedi faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pendidikan karakter, yakni:

  1. Faktor Insting (Naluri), Insting adalah sikap dan tabiat yang telah terbentuk sejak dilahirkan.
  2. Adat (Kebiasaan), Suatu perilaku yang sama dan diulang secara terus-menerus hingga menjadi terbiasa.
  3. Keturunan (heredity), Sifat-sifat anak sebagian merupakan cerminan dari sikap dan sifat orangtuanya, baik secara rohani, maupun jasmani.
  4. Lingkungan (milieu), Segala hal yang mengelilinginya mulai dari adat istiadat, pergaulan, keadaan sekolah, desa, kota, dsb akan memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung pada karakter seseorang.[3]

Setelah mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya, kita juga harus menentukan terlebih dahulu apa saja tujuan yang ingin diraih dari pendidikan karakter.

Tujuan pendidikan karakter menurut Mulyasa (2012: 9) adalah untuk mendorong peserta didik agar mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilainilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Selain itu, Kemdiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter antara lain:

  1. Mengembangkan potensi nurani/kalbu/afektif peserta didik sebagai warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
  2. Mengembangkan kebiasaan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan denan nilai universal dan tradisi bangsa yang religius.
  3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa.
  4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
  5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan aman, jujur, kreatif dan bersahabat.[4]

 

  1. Pengembangan Kepribadian Anak Melalui Pendidikan Karakter di MI

Pendidikan sangat penting diterima oleh anak. karena pendidikan yang diterima oleh anak sangat mempengaruhi kepribadian sang anak juga pendidikan dalam keluarga dan juga pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan disekolah pada tingkat SD/MI awal pembentukkan kepribadian dengan pendidikan karakter yaitu dengan:

a) Budaya sekolah/Madrasah

Anak akan belajar dari lingkungan terdekatnya, inilah yang kemudian harus semakin kita sadari untuk menciptakan sebuah budaya dan kultur sekolah atau madrasah yang positif bagi perkembangan karakter siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh Thomas Lickona bahwa budaya moral sekolah akan berpengaruh pada fungsi moral siswa.

Menciptakan budaya di sekolah atau madrasah tentu harus diawali dengan adanya keteladanan (uswah) dari guru dan orang-orang yang berada di dalam lingkungan sekolah atau madrasah. Artinya keteladanan tidak hanya ditunjukkan oleh para guru akan tetapi juga seluruh karyawan yang ada di sekolah, mengapa hal ini dilakukan? karena siswa akan belajar dari lingkungan terdekatnya, ketika seorang karyawan petugas kebersihan menjalankan tugasnya menjaga kebersihan disetiap sudut dan ruangan sekolah diikuti dengan peran guru yang ikut menjaga kebersihan sekolah, maka siswa akan mulai mengamati, merasakan dan pada akhirnya akan ikut menjaga kebersihan serta merasa memiliki sekolah dimana tempat mereka belajar.

Ketika disatu sekolah diadakan program pembiasaan yang bersifat ritual misalnya shalat dhuha, maka kemudian guru dan seluruh karyawan ikut mengawal program tersebut dengan membersamai para siswa dalam menjalankan program shalat dhuha, dan disaat lingkungan telah membersamainya secara positif maka dengan sendirinya sikap dan karakter positif itupun akan terbangun dari dalam diri seorang siswa dengan menjadikan guru dan lingkungan sekitar sebagai figur dan cerminannya.

b) Pengembangan Diri

Implementasi dari konsep dasar pendidikan karakter selanjutnya adalah melalui program pengembangan diri. Yang di maksud dengan program pengembangan diri adalah berbagai macam program tambahan atau pengembangan (di luar proses pembelajaran reguler) yang diselenggarakan oleh pihak sekolah atau madrasah guna menunjang terwujudnya karakter dan budi pekerti siswa.

Program pengembangan ini terdiri dari berbagai macam kegiatan rutin madrasah seperti halnya upacara bendera hari senin, peringatan hari besar Islam (PHBI), peringatan hari besar nasional (PHBN), program pembiasaan ibadah dan budaya Islami, serta kegiatan pengembangan minat dan bakat siswa. Program pengembangan minat dan bakat siswa dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler adalah dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa yang tentunya berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.

Oleh karenanya alangkah lebih bijaksana sekolah dan madrasah mengakomodir semua potensi yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Howard Gardner, seorang professor ilmu syaraf (neurology) dari Universitas Harvard pada tahun 1984 bahwa ada delapan kecrdasan yang dimiliki manusia, yaitu: kecerdasan lingusitik (bahasa), kecerdasan visual-spasial (gambar), kecerdasan logis-matematis (perhitungan angka dan logika), kecerdasan musikal (musik), kecerdasan kinestetik (gerak fisik), kecerdasan intra-personal (memahami dan memenej diri sendiri), kecerdasan interpersonal (memahami dan memotivasi orang lain), serta kecerdasan naturalis (alam). Kegiatan pengembangan minat dan bakat siswa ini menjadi sebuah sarana sekaligus wahana yang lebih luas bagi para guru dan pihak sekolah/madrasah dalam usahanya menanamkan kembali nilai-nilai karakter para siswa melalui berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang beraneka ragam sesuai dengan karakter dan jenis kecerdasannya masing-masing. Dari sini, kita berharap segala kegiatan dan aktivitas positif itu ketika terus dilakukan dan dibiasakan akan berubah menjadi sebuah karakter positif yang kita dambakan bersama.

Kesimpulan

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian. kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus. Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan yaitu ditingkat dasar atau MI.

 

Dalam pendidikan disekolah pada tingkat SD/MI awal pembentukkan kepribadian dengan pendidikan karakter yaitu dengan pembiasaan pada lingkungan sekolah/Madrasah, Anak akan belajar dari lingkungan terdekatnya, inilah yang kemudian harus semakin kita sadari untuk menciptakan sebuah budaya dan kultur sekolah atau madrasah yang positif bagi perkembangan karakter siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh Thomas Lickona bahwa budaya moral sekolah akan berpengaruh pada fungsi moral siswa.

Menciptakan budaya di sekolah atau madrasah tentu harus diawali dengan adanya keteladanan (uswah) dari guru dan orang-orang yang berada di dalam lingkungan sekolah atau madrasah. Artinya keteladanan tidak hanya ditunjukkan oleh para guru akan tetapi juga seluruh karyawan yang ada di sekolah, mengapa hal ini dilakukan? karena siswa akan belajar dari lingkungan terdekatnya, ketika seorang karyawan petugas kebersihan menjalankan tugasnya menjaga kebersihan disetiap sudut dan ruangan sekolah diikuti dengan peran guru yang ikut menjaga kebersihan sekolah, maka siswa akan mulai mengamati, merasakan dan pada akhirnya akan ikut menjaga kebersihan serta merasa memiliki sekolah dimana tempat mereka belajar.

Pengembangan diri, Implementasi dari konsep dasar pendidikan karakter selanjutnya adalah melalui program pengembangan diri. Yang di maksud dengan program pengembangan diri adalah berbagai macam program tambahan atau pengembangan (di luar proses pembelajaran reguler) yang diselenggarakan oleh pihak sekolah atau madrasah guna menunjang terwujudnya karakter dan budi pekerti siswa.

https://sos.min1banyuwangi.sch.id

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Availability
  • Add to cart
  • Description
  • Content
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
Click outside to hide the comparison bar
Compare